Minggu, April 05, 2009

The Tarix Jabrix: No Sex, No Drugs, just good old Rock N Roll!

Ini artikel sebenernya udah lama gue tulis, tapi entah kenapa blom gue publish2. Jadi mohon maaf nih kalo rada basi, secara film The Tarix Jabrix udah ga diputer di bioskop lagi. Ya sudahlah, inilah dia....

The Tarix Jabrix, film yang merupakan debutan bagi para personil The Changcuters ini mempunyai tema yang cukup segar, soal kehidupan geng motor di Bandung. Tentu saja ini bukan film action, tapi sarat dengan humor abseurd (sengaja ditulis “abseurd” bukannya “absurd” karena merujuk kepada keanehan lawakan ala Bandung dan sekitarnyah).

The Tarix Jabrix menceritakan kisah sebuah geng motor bernama “Tarix Jabrix” yang bertujuan untuk membela kebenaran seperti superhero, atau lebih tepatnya:Superman bermotor! Jelas berbeda dengan geng motor kebanyakan yang bertindak kriminil sehingga meresahkan masyarakat. Motornya pun tidak seragam, walaupun semuanya motor tua yang butut. Dalam perjalannya, mereka bersinggungan dengan geng motor “The Smokers” yang beranggotakan anak-anak orang kaya dengan motor yang jauh lebih canggih.


Secara mengejutkan, akting anak-anak The Changcuters cukup prima. Triya membawakan karakter Cacing, sang pemimpin geng dengan mantap. Gerak-geriknya plek ketiplek ama Ace Ventura. Sumpah, bikin ngakak. Belum lagi 2 orang kembar, Chiko dan Coki yang sama-sama punya perilaku aneh nggak jelas. Mereka mencuri perhatian dengan beradegan nggak penting. Contoh: waktu Cacing lagi berusaha meyakinkan teman-temannya untuk membentuk geng motor, Chiko dan Coki malah ngumpet ke dalam tong(!). Mulder alias Mulyana Drajat (Dipa) adalah anak orang kaya yang ga boleh naik motor sama orang tuanya, tapi nekat minjem motor sopirnya. Anggota yang paling emosional ini pernah tinggal lama di Medan, dan zadilah ia berlogat Batak, bah! Anggota terakhir adalah Dadang (Erick), seorang montir jenius yang sayangnya mengidap penyakit amnesia, jadi kejeniusannya tidak banyak terpakai. Nah lho!

Menjadi fans The Changcuters sangat memudahkan untuk mencintai The Tarix Jabrix. Belum lagi ilustrasi musiknya yang didominasi oleh lagu-lagu ngerock dari The Changcuters, pasti sangat memuaskan (bagi yang doyan). Sinematografi memang bukan keunggulan dari film ini, cerita juga bukan, tapi apa donk? Mungkin seperti lagu Apa-apanya Donk dari Euis Darliah, kekuatannya justru di kesederhanaannya. Klise? Tonton aja ndiri. Taaarik jabriiik!!!





2 komentar:

.: richie :. mengatakan...

Wewww! Tarix Jabrixxx!!

Gue kok jadi pengen bikin gang motor... hehehehe

Punkdhut mengatakan...

Taaarik maaang!!!