Minggu, November 15, 2009

Jakarta Bergoncang Lagi!

Tanggal 14 November kemaren, Jakarta kembali bergoncang. Bukan karena gempa, tapi akibat ulah band Post-Punk asal Glasgow: Franz Ferdinand! Mereka tampil memukau sehingga seluruh Ancol berjoget seliar-liarnya. Konon efek goncangan terdengar sampai benua Amerika. Dan beruntung sekali gue bisa hadir sebagai saksi :P.

Franz Ferdinand tampil di Playground Festival 2009, Pantai Carnaval, Ancol. Festival yang mengkhususkan diri pada genre dance music ini juga menampilkan Chicane, Mixhell–beranggotakan Igor Cavalera (ex-Sepultura) dan istri, Peter Hook–bassisnya New Order yang nge-DJ lagu2 New Order dan Joy Division, Agrikulture, C.U.T.S, The Sigit dan banyak sekali DJ2 yang gue ga familiar.

Sabtu, September 26, 2009

Khuruksetra: Noise Annoys


Curiosity kills the cat. Dalam kasus gue, curiosity kills my faith on Noise Rock. Ya, gue blon pernah ngeliat konser Noise Rock sebelumnya, kecuali Sonic Youth. Mereka pun ga sepenuhnya noise, masih ada lagunya lah. Nah ini kemaren gue diajak ngeliat band experimental noise. Nah lo. Sebenernya udah kebayang sih kayak gimana. Pasti banyak sound2 monoton dengan berbagai macam feedback.

Nama bandnya adalah Khuruksetra. Mereka anak2 muda Indonesia yang kuliah di Australia. Pada tanggal 12 September 2009 yang lalu, Khuruksetra menggelar konser yang bertajuk ‘Bliss, Plague, Damnation’ di Theater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ini adalah kesempatan langka untuk ngeliat band yang mengaku bisa menghidupkan kembali suasana perang Mahabharata. Aroma Jawa kuno yang eksotis cukup mendorong gue untuk mengiyakan ajakan seorang teman. Bahkan gue pun pake kaos bergambar “Werkudara” bikinan Mirota Batik.


Mandi Kambing di Hadramout

Gara2 sebuah review di milis Jalansutra, gue dan geng makan2 penasaran bukan kepalang ingin menyicipi kambing di Hadramout Restaurant. Ini adalah restaurant Arab yang terkenal dengan menu “Mandi Kambing”, yaitu 1 set menu yang terdiri dari ¼ kambing panggang dilengkapi nasi (seperti kebuli) dan sop.

Waktu eksekusi emang agak mengkhawatirkan, yaitu hari Jumat dan saat bulan puasa. Maka kita memutuskan untuk memesan tempat dulu daripada pulang dengan perut hampa. Benar saja, menjelang saat yang dinantikan, jalanan menuju ke Jl. Tambak macet abis. Jadi terpaksa kita berbuka di jalan. Untung salah satu personil berinisiatif untuk membeli minuman dan sedikit roti untuk mengganjal perut.

Do You Remember Ramones' End Of The Century?


Dalam kehidupan, ada saatnya kita merasa rancu antara berperilaku konsisten dan monoton. Menjadi pribadi yang konsisten tentu sesuatu yang terpuji, tapi kalau tidak berhati-hati bisa terjerumus menjadi monoton dan membosankan. Rileks guys, gue ga lagi mengambil lahannya Mario Teguh. Ini lagi ngomongin Ramones dan albumnya klasiknya, ‘End Of The Century’ yang diproduseri Phil Spector di tahun 1980.

Minggu, Agustus 30, 2009

District 9: Alien Juga Manusia

District 9, yang diproduseri oleh Peter Jackson (Lord of the Ring, King Kong) tampil berbeda dibandingkan film2 science fiction kebanyakan. Sutradara Neill Blomkamp mengambil suasana senatural mungkin layaknya film dokumenter. Sehingga film ini lebih mirip The Blair Witch Project daripada ID4.

Alien2 ditampilkan dengan menjijikkan, rapuh, dan tak berbudaya. Tapi apakah berarti mereka jahat? Ternyata tidak. Dari luar memang menyeramkan, tapi para manusia terbukti lebih jahat. Alien2 itu ditampung dalam District 9, sebuah camp yang tidak layak, bahkan akan dipindahkan lagi ke District 10 yang lebih kumuh. Beberapa dari mereka dijadikan kelinci percobaan oleh para ilmuwan.

Minggu, Agustus 23, 2009

Java Rocking Land: Teror Rock yang Cadas

Selamat datang kembali di review yang super telat…ha…ha…ha! Maaf pembaca yang budiman, gue baru sempet nulis lagi setelah minggu2 kemaren ga punya energi karena atit. Ya, aku atit ladang tenggolokan…uhuk…uhuk...

Bicara soal Java Rocking Land yang berlangsung pada 8, 9, 10 Agustus di Pantai Carnaval, Ancol, mau ga mau kita akan membandingkan dengan pergelaran Jakarta Rock Parade, tanggal 11-13 Juli 2008. Dua event ini kurang lebih berkonsep sama: menampilkan band2 rock lokal dan mancanegara dalam 3 hari. Bedanya apa? Penyelenggara dan sponsor. Ternyata 2 hal itu mampu membuat ketimpangan yang cukup jauh. Java Rocking Land yang digawangi Java Musikindo-yang khatam dengan Java Jazz dan ribuan konser lainnya- emang terlihat lebih matang dibandingkan penyelenggara Jakarta Rock Parade. Ditambah lagi, Gudang Garam sebagai sponsor utama Java Rocking Land cukup jor-joran dalam mendukung acara ini. Bayangkan, panggungnya aja a
da 8, gimana ga puyeng? Blom lagi stand2 makanan, merchandise, lomba2, tempat foto, dll. Pokoknya Pantai Carnaval diset kayak Dufan versi Rock N Roll!

Jumat, Juli 10, 2009

Bite – Segar kembali dalam 1 gigitan

Alhamdulillah, akhirnya ada juga band Indonesia yang menulis lagu sejujur-jujurnya tapi tetap berkelas. Inilah dia, Bite, yang beranggotakan Rebecca Theodora (vokal), Alexander Kaunang (Bass), Didi Lazuardi (gitar), dan Harry Kurniawan (drum). Kalo elo anak gaul underground, pasti cukup familier dengan mereka. Terutama Rebecca, mantan personil The Upstairs (vokal latar) dan Goodnight Electric (co-vokal). Dari dulu gue dah ngefans ama ini cewe. Baca aja di sini kalo gak percaya. 3 anggota lainnya adalah anggota band hardcore Fall. Nah kalo yang ini gue gak terlalu nyimak.

Selasa, Mei 05, 2009

Mari Bu, Buku Iklannya...

Menyambung review Sex After Dugem dan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (tanggal 2 Mei kemaren, lewat dikit gpp ya?) mari kita membahas buku iklan lagi. Sebelumnya, penting ga sih baca buku iklan? Emang ga penting2 amat, jauh lebih penting baca blog ini...hahaha! Oke serius, deh. Mencontek kata2nya Luke Sullivan, lo lebih percaya mana, dibedah oleh dokter yang males baca atau dokter yang rajin meng-update dirinya dengan buku2 bedah & kedokteran? Nah...kurang lebih gitu deh sama iklan. Cuma bedanya, kalo di dunia iklan, nobody dies! Orang dengan modal sotoy bisa aja bikin iklan. Tapi bagaimana karyanya, apakah bercita rasa tinggi? Apakah bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Yang Maha Kuasa? Makanya, untuk menjadi ahli, kita harus rajin baca dan terus belajar. Jangan cepat puas, stay foolish, kata Steve Jobs.

Selasa, April 21, 2009

Sex After Dugem, Anyone?


Buku ini lebih berhak menyandang judul "Confessions of an Advertising Man", daripada bukunya David Ogilvy. Ogilvy lebih banyak menulis seputar teknis membuat iklan, sementara Budiman Hakim bicara jujur soal kisah hidupnya yang penuh kesablengan. Benar kata Butet Kartaredjasa di Kata Pengantar, bila ada polisi yang ngebaca ini (terutama bab soal dia nyimeng), Budiman bisa ditangkep! Anyway, David Ogilvy udah duluan nulis bukunya, jadinya Budiman harus puas dengan "Sex After Dugem". Judul yang masih relevan dengan isinya yang menohok, jujur, ngga “pretentious” seperti tulisan gue ini :P.

Senin, April 13, 2009

The Upstairs - Magnet! Magnet! Kuatkah Daya Tariknya?


Untuk elo yang buru2 atau punya penyakit males baca, gue kasih jawaban singkat: nggak! Daya tarik album ini lemah sekali. Oke, silakan kalo mau buka Facebook lagi :)....buat yang hobi baca, lanjut yuu....

Untuk sound dan penguasaan instrumen di album ketiga ini, gue angkat jempol sama The Upstairs. Tapi songwriting? Wah, kayaknya mereka belum bisa mengalahkan diri mereka sendiri di album perdana, Matraman. Walaupun kualitas rekaman Matraman sedikit di bawah standar, tiap lagu punya "soul" yang cukup membuat orang - meminjam istilah Jimi Multhazam - berdansa resah.

Minggu, April 12, 2009

Jackie Chan Mengurangi Tendangan, Ganti Bersilat Lidah di Shinjuku Incident


Anda-andi yang pengen liat aksi akrobatik kungfu ala Jackie Chan, pasti akan kecewa dengan Shinjiku Incident. Film yang disutradarai Derek Yee ini lebih banyak memuat drama, porsi action hanya sepertiganya. Tapi, seperti halnya film2 mafia yang bagus, actionnya walau sedikit tapi sangat mencengangkan, karena adegannya benar2 dibutuhkan, bukan demi mengumbar darah doang.

Superman Is Dead - Angels and the Outsiders


“Angels and the Outsiders” adalah album terbaru dari grup punk rock asal Bali, Superman Is Dead (SID). Gue bukan penggemar berat SID, tapi entah kenapa sulit melawan hasrat untuk memiliki album ini. Jadi deh gue beli album originalnya, bukan nyari downlodan atau mp3 bajakan.

Kesan pertama adalah…wow! Cover album yang cantik sekali! Digarap seperti poster2 film tahun 1960an (atau malah 1920an? I don’t know, u do the research!). Pokoknya klasik banget (lihat inset). Gambar pria yang tampangnya seperti Jerinx sedang membawa kunci inggris sambil ngobrol ama seorang anak. Sementara di bagian bawah ada gambar personil SID bersepeda lowrider. Di bagian dalam, semakin kentara obsesi SID dengan sepeda lowrider. Ada foto personil SID lagi mejeng dengan sepeda lowridernya masing2. Btw, apa sih hubungannya punk dan lowrider? Eco-friendly? That’s so hippie…:)


Minggu, April 05, 2009

The Tarix Jabrix: No Sex, No Drugs, just good old Rock N Roll!

Ini artikel sebenernya udah lama gue tulis, tapi entah kenapa blom gue publish2. Jadi mohon maaf nih kalo rada basi, secara film The Tarix Jabrix udah ga diputer di bioskop lagi. Ya sudahlah, inilah dia....

The Tarix Jabrix, film yang merupakan debutan bagi para personil The Changcuters ini mempunyai tema yang cukup segar, soal kehidupan geng motor di Bandung. Tentu saja ini bukan film action, tapi sarat dengan humor abseurd (sengaja ditulis “abseurd” bukannya “absurd” karena merujuk kepada keanehan lawakan ala Bandung dan sekitarnyah).

The Tarix Jabrix menceritakan kisah sebuah geng motor bernama “Tarix Jabrix” yang bertujuan untuk membela kebenaran seperti superhero, atau lebih tepatnya:Superman bermotor! Jelas berbeda dengan geng motor kebanyakan yang bertindak kriminil sehingga meresahkan masyarakat. Motornya pun tidak seragam, walaupun semuanya motor tua yang butut. Dalam perjalannya, mereka bersinggungan dengan geng motor “The Smokers” yang beranggotakan anak-anak orang kaya dengan motor yang jauh lebih canggih.


Rabu, Maret 18, 2009

Mad about Mad Men

Apa sih yang bikin serial Mad Men begitu nyandu hingga gue menamatkan Season 1 hanya dalam 3 malam? Apa karena ceritanya seputar dunia periklanan yang adalah kehidupan gue juga? Apa karena ide-ide kampanyenya keren-keren dan beberapa bisa gue colong? Apa karena aktrisnya yang kece-kece dan semlohai? Apa karena serial itu mengandung unsur subliminal advertising? Ya, ya, semua elemen tersebut turut berkontribusi, tapi yang menjadi magnet paling kuat adalah settingnya, yaitu Amerika di tahun 1960-an.

Senin, Januari 12, 2009

Tomorrow People Ensemble Rocks Cafe Au Lait

Nggak ada yang bisa membantah statement bahwa Tomorrow People Ensemble (TPE) adalah band paling berbakat se-Indonesia. Kalo yang paling terkenal? Itu lain cerita. Apalagi dibandingkan dengan Peterpan, ST12 atau (here goes)...Kangen Band. TPE ga ada apa-apanya sama mereka dalam hal popularitas. Setidaknya itu anggapan gue sebelum nonton konser TPE di Cafe Au Lait Cikini hari Jumat, 9 Januari 2009. Woooow, begitu nyampe ternyata ratusan penonton udah membludak. Kali ini TPE benar-benar seperti rockstar.

Senin, Januari 05, 2009

Motley Crue vs Metallica vs Guns N Roses

Di tahun 2008 yang lalu tiga supergrup dari kubu Hard Rock dan Thrashmetal merilis album studio mereka yang baru. (Emang....sekarang 2009, tapi what da heck! Tulisannya baru kelar sekarang tuuch...so bite me!). Juli, Motley Crue mengeluarkan Saints of Los Angeles, sementara bulan September Metallica menyusul dengan Death Magnetic.­ Guns N Roses yang tinggal menyisakan anggota asli Axl Rose, merilis Chinese Democracy di akhir November. Mereka yang menginspirasi berjuta-juta band dan umat manusia ini, agaknya ingin mengokohkan lagi keberadaannya, bukan sebagai monumen yang layak dikenang, tapi sebagai seniman yang masih segar berkreasi dan menjadi rival bagi band-band lebih muda. Sebenernya masih ada AC/DC, tapi gue kurang doyan band ini. Cuma 1-2 lagu lah yang nyantol. Oke, here we go...