Sabtu, September 26, 2009

Khuruksetra: Noise Annoys


Curiosity kills the cat. Dalam kasus gue, curiosity kills my faith on Noise Rock. Ya, gue blon pernah ngeliat konser Noise Rock sebelumnya, kecuali Sonic Youth. Mereka pun ga sepenuhnya noise, masih ada lagunya lah. Nah ini kemaren gue diajak ngeliat band experimental noise. Nah lo. Sebenernya udah kebayang sih kayak gimana. Pasti banyak sound2 monoton dengan berbagai macam feedback.

Nama bandnya adalah Khuruksetra. Mereka anak2 muda Indonesia yang kuliah di Australia. Pada tanggal 12 September 2009 yang lalu, Khuruksetra menggelar konser yang bertajuk ‘Bliss, Plague, Damnation’ di Theater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ini adalah kesempatan langka untuk ngeliat band yang mengaku bisa menghidupkan kembali suasana perang Mahabharata. Aroma Jawa kuno yang eksotis cukup mendorong gue untuk mengiyakan ajakan seorang teman. Bahkan gue pun pake kaos bergambar “Werkudara” bikinan Mirota Batik.


Konser dibuka dengan pemandangan gelap gulita. Panggung ditutup kain2 yg dibentangkan menutup pandangan. Lalu dimulailah suara drone, noise, whatever you wanna call it. Diselingi juga dengan suara teriakan, rintihan, dan mantra2 Jawa, sepertinya. Cukup membuat bergidik. Tapi sound yang digital itu somehow bikin berkurang nuansa mistiknya. Alangkah baiknya kalo ditambah gamelan atau aroma kemenyan, gitu. Tapi ah, mungkin itu terlalu harfiah.

Setelah sekian lama dihujani kekelaman monotisme ala noise band, sesosok figur menjatuhkan kain2 yang menjuntai itu. Sehingga kelihatanlah para personil band Khuruksetra. Yang jatoh2in kain itu selain nyanyi juga main drum, sambil berkeliaran kesana kemari seperti orang gila dan meracau ga jelas. Yg lain ngebas, main gitar, dan ada juga yg nge-DJ. Terlihat pemain bass menggesekkan golok ke instrumennya dan menghasilkan suara yang…biasa2 aja, tuh!


Ada juga kemunculan anak kecil dan sosok wanita yang memakai caping. Rasanya jadi kayak ngeliat film The Ring atau film horor Jepang lainnya. Di layar proyektor belakang tampak wajah wanita bersimbah darah. Oke, serem…


Secara keseluruhan penampilan Khuruksetra ngga jauh berbeda dengan happening art mahasiswa seni atau demo jalanan yang sering gue lihat. Hanya saja pertunjukan ini digelar dengan lebih matang dan dengan peralatan yang lebih canggih (dan bayar 50ribu, bo!). Nuansa pretentious (cieeeh) dari performa mereka sangat bisa gue tangkap. Oh ya…keren….mantap…artistik banget…dalem, gila!...(sambil menguap).

Tidak ada komentar: