Selasa, Mei 22, 2007

Sisi Katro Punk Rock - Konser NOFX di PRJ, 21 April 2007

Siapa bilang Punk Rock harus selalu macho, beringasan dan anarkis? NOFX meredefinisi Punk sebagai paham “jadilah diri sendiri, sekatro apapun anda”. Selama 24 tahun berdiri, mereka konsisten meramu humor dan Punk tanpa menjadi (terlalu) tolol. Semua adalah cerminan dari pribadi keempat personilnya, Fat Mike (bass/vokal), El Hefe (gitar), Eric Melvin (gitar), dan Erik Sandin (drums) yang nggak ragu untuk menertawakan diri sendiri (dan orang lain, tentunya).

Indonesia (Jakarta dan Bali) cukup beruntung disinggahi band sekaliber NOFX. Sebagai Punk Rocker, adalah dosa besar kalo nggak sampe nonton salah satu dewa Punk ini. (Menurut Fat Mike, band Punk nomor 1 adalah Bad Religon, nomor 2 Rancid, dan urutan ketiga baru NOFX. Makanya Fat Mike berharap Bad Religion segera bubar, supaya NOFX bisa jadi nomor 2).
Seperti halnya Exploited, konser NOFX kali ini digawangi oleh EO kecil, yaitu M2 production (kalo ga salah??). Sehingga wajar kalo promosinya minim sekali. Mereka hanya mengandalkan penyebaran poster, email, dan promosi dari mulut ke mulut (dikenal jg dengan nama oralvertising, jangan disamakan dengan oral sex ya…). Yang menarik adalah jadwal konser NOFX di Jakarta berdekatan dengan kedatangan band idola para ABG, Good Charlotte. Bedanya Good Charlotte didatangkan oleh Java Musikindo, dengan promosi jor-joran melalui above the line dan below the line (…apa siiih…) sehingga terlihatlah pertarungan yang nyata antara Kaum Kapitalis vs Proletar. The Mainstream vs The Extreme. The Assholes vs The Heroes. (WTFK????)

Cukup dengan Good Charlotte, mari kita kembali membicarakan musik yg berkualitas . Di luar berbagai kekurangan yang terjadi karena diadakan oleh EO kecil, ada berkah yang didapat, yaitu tiket yang cukup murah, Rp80.000 saja! Coba bandingkan dengan Good Charlotte yang mencapai Rp350.000 (Btw, kok ngomongin band setan itu lagi ya?).

Pada hari H, mulai terlihat kekurang-organisasian pengorganisir acara. Di jadwal tercantum bahwa pintu PRJ akan dibuka pukul 5 sore. Pada kenyataannya, jam segitu pintu gerbang masih tertutup rapat, sehingga terlihat pemandangan sekumpulan calon penonton konser seperti sedang menanti kereta lebaran. Kecuali bahwa mereka memakai kaos NOFX dan berambut mohawk, bukannya make kebaya dan kondean.

Pintu gerbang depan baru dibuka pukul 19.00, setelah itu “NOFXers” harus mengantri di pintu kedua untuk pemeriksaan tiket. Panitia cuma menyediakan dua lajur, memakai jasa segelintir polisi yang memeriksa tiket dengan gaya yang sengak. Proses ini berlangsung sangat lamban kayak kiong. Nggak heran kalo makian dan cacian keluar dari mulut calon penonton yang kecapean. Contohnya,”Ngentoot!”, “Taik!”,”Kontol!”, dan tentu saja, “Ndeso!” dan “Katro!”

Setelah ngantri sekitar sejam, dan berharap langsung bisa ajojing, ternyata massa diberhentikan lagi untuk mengantri masuk di pintu ketiga. Kali ini ini cuma satu pintu yang dibuka. “Soundtack” nya apalagi kalo bukan koor sejuta makian. Daripada menghabiskan energi, gw cuma bisa memaklumi, “Pantesan tiketnya murah…..”

Sekitar Jam 20.30, King Ly Chee, band pembuka dari Hong Kong naik pentas. Mereka membawakan musik Hardcore dengan vokalis cewe Chinese bermohawk. Musiknya standar aja, banyak band-band Hardcore Indonesia yang lebih keren dari mereka. Penonton juga kayaknya kurang respek sehingga banyak jari tengah mengacung di udara, meminta mereka turun.

Pukul 21.00, King Ly Chee akhirnya turun pentas disambut suka cita para penonton yang udah ga sabar lagi. Sembari menunggu NOFX siap, penonton ditemani oleh musik Reggae dan Dub dari speaker panggung. Cukup menenangkan…
Akhirnya….sekitar jam 21.30, para personil NOFX naik panggung disambut oleh gegap gempita para penonton yang udah menanti dari sore hari. Fat Mike membuka dengan sedikit membual, “Did you guys see the Exploited when they came here?...We’re much better than them! Lalu meluncurlah lagu Dinosaurs Will Die yang menghentak. Massa langsung kesetanan bermoshing ria. Anak skate, Punkers, bule kere, bule tajir, semuanya templek disatukan oleh musik NOFX.
Songlist mereka yang gw inget: Franco Unamerican, Lenoleum, The Brews, Don’t Call Me White, Murder the Government. Nggak ketinggalan, mereka membawakan lagu Bad Religion, “Do What You Want” dan “Radio” dari Rancid yang diaransemen menjadi Reggae. Selain itu mereka juga memainkan sebuah nomor Jazz, yang menonjolkan permainan terompet El Hefe. Sangat variatif!
Menjelang akhir konser, pintu dibuka untuk 200 punkers yang dari awal menunggu jebolan. Mereka sepertinya Punk-punk borok yang ingin mencari masalah dan gak gitu ngerti musik NOFX. Fat Mike pun berceloteh, “Kita kedatangan 200 orang miskin yang nggak mampu buat beli tiket. Hmm…kalian semua sebenarnya juga orang miskin sih…..tapi jangan berkecil hati karena ada 200 orang yang lebih miskin dari kalian!”
Untungnya suasana tetap kondusif dengan selingan musik yang berirama reggae, “Kill All The Whitemen” berhasil menggoyangkan--sekaligus mengademkan-- satu PRJ. Disamping lawakan-lawakan Fat Mike dan El Hefe menjauhkan konser dari kerusuhan.
NOFX menyudahi konser setelah memenuhi keinginan “we want more” dari penonton. Sebenarnya malas untuk berpisah dengan para living legend ini, tapi daripada digebukin pake rotan sama polisi? Yuuuuk……..
Di samping berbagai kekurangan yang ada (banyuaaak, actually), pujian layak dialamatkan buat panitia karena telah berani mengadakan acara ini. Dilihat dari penonton yang membludak, kayaknya konser ini cukup berhasil. Dan semoga saja NOFX menepati janjinya untuk mengajak Bad Religion dan Rancid main ke sini. Jadi Punkers! Mari kita semua bergandengan tangan, berdoa, kalo berita ini bukan guyonon Fat Mike semata. Oi…oi…oi!!!

4 komentar:

circlethought mengatakan...

Anjrit gw dah lama bgt gak dengerin ni band!! Terakhir kali pas SMA. Nyesel banegt Sob waktu itu gak tau n walhasil gak ikut nonton

Punkdhut mengatakan...

wah sayang, man...itu salah satu konser terhebat yg pernah gw liat. bukan dari sound ya, tapi dari kemeriahannya.
Wajar juga sih banyak yg ga tau, promosinya emang kurang

still suck still fuck still punk mengatakan...

jangan pernah bilang punk miskin,kapitalis yg punya pendapat begitu,gua liat tulisan lu banyak tai nya lu sebut 200 anak punk borok,tapi lu sendiri nga sadar klo lu sendiri juga ternyata borok,anak jakarta borok semua masa nonton NOFX kaya nonton konser pop nga da yg moshing payah pantes exploited cuma maen di bandung,wajar fat mike kecewa hahaha where the punk ???

Punkdhut mengatakan...

haha...nggak semua punk borok, my friend. Yang borok itu yang nerobos, yg kagak bayar, yg bikin rusuh. Mereka melakukan itu karena gengsi disebut ga "rebel", memberontak, dan segala tai kucing lainnya. mereka ingin disebut "punk sejati". Padahal itu sama sekali nggak mensupport NOFX.

Btw sapa bilang tiap konser punk harus moshing? Gue gak tau alasan penonton lain ya, tp kalo gue pribadi pengen rileks menikmati musik NOFX mengingat begitu langkanya kesempatan melihat mereka. Gue ga mau merusak momen ini dg jejingkrakan tanpa memperhatikan performa mereka.

Dan moshing itu udah overused bgt.Konser boyband aja pada moshing kok...sama dengan mohawk yg udah jadi trend.

Koreksi:Exploited main di Jakarta juga, tauk! Dan Fat Mike kecewa? Tau dari mana lu? Kemaren dia telpon gue, hepi2 aja kok :P

Where the punk? pastinya bukan di diri elo