Minggu, April 10, 2011

Restoran Afrikana: Wakka Wakka Nyam Nyam....

Niat hati sih pengen makan sate afrika di Tanah Abang, tapi karena waktu nggak mencukupi, ya gue terpaksa mencari alternatif lain. Di Jalan Kemanggisan Utama, beberapa jengkal sebelum Slipi Jaya menuju Tanah Abang, mata gue tertumbuk ke sisi kiri jalan. Di antara jejeran ruko, ada plang bertuliskan "Afrikana", restoran afrika. Wah, manarik juga nih. Sebenernya agak ragu, karena dari luar bangunannya bergaya modern. Seharusnya (menurut gue) restoran Afrika lebih tradisional, berbentuk seperti jamur dan beratap ijuk. Kalau penampakannya modern, bisa jadi rasa Afrika-nya berkurang. Dan dari logonya, sepertinya ini franchise. Tapi ah, cuek aje. soalnya perut udah sulit berkompromi.

Restoran Afrikana ini menjadi satu dengan sebuah bakeri dan toko buah organik (gue lupa namanya). Jadi posisinya seperti foodcourt di sebuah mal. Bedanya ini tempat makannya cuma satu dan ehm, bukan di mal.

Kesan pertama adalah pelayan yang plonga-plongo. Sepertinya kurang reaktif dan profesional. Ditambah lagi, dia bukan orang Afrika! Tapi gue nggak membiarkan itu jadi kendala sambil berharap bukan dia yang masak.

Kebingungan memilih menu buyar ketika gue teringat masakan Afrika di samping hotel Bimo, di daerah Tanah Abang yang dulu suka gue kunjungi (sekarang dah tutup). Di sana menyediakan ayam panggang dan ikan yang disajikan dengan kentang dan pisang goreng. Maka, gue pun memutuskan memesan ayam-ayaman, dalam hal ini "Chicken Stew". Sebuah pilihan yang aman, karena menurut gue semua orang bisa bikin ayam yang enak, tokh?

Setelah 10 menitan menunggu, keluarlah itu pesenan gue. Wujudnya adalah sepotong ayam yang dilumuri adonan seperti sambal, dilengkapi nasi (pasti menyesuaikan selera orang Indonesia), dan favorit gue; pisang goreng tanpa tepung.


Namanya Chicken Stew yang berarti ayam rebus. Tapi gue lihat kayaknya ini digoreng juga. Mungkin abis direbus baru digoreng sebentar.
Gue mencicipi dulu adonan--entah apa itu--yang melumuri ayam. Gue mendeteksi ada rasa tomat, bawang putih, garam, dan tentu saja sedikit cabe. Overall, rasanya manis, asam, asin. Ya, seperti permen Nanonano, rame rasanya.

Rasa ayamnya sendiri biasa aja, dengan dibumbui sedikit garam. Masakan Afrika emang nggak terlalu macam-macam dengan bumbu, cenderung minimalis. Jadi adonan yang melumuri ayam itu pun seperti terpisah, nggak sampai meresap ke dalam ayam.


Nasi yang diberikan agaknya terlalu banyak untuk potongan ayam sekecil ini. Sebenernya ada opsi lain dari Chicken Stew ini, yaitu 6 potong ayam tapi tanpa nasi. Mungkin lain kali gue pilih itu saja dengan tambahan pisang goreng.

Pisang gorengnya sesuai dengan harapan. Benar-benar khas Afrika, dengan rasa manis yang pas. Sepanci bisa gue abisin kali nih. Tapi sayang, cuma ada 5 potong. Kalo di Hotel Bimo, pisangnya dikasih mayonaise. Yang ini polos aja, tapi mantap lah. Harganya? Rp16.000 saja, sodara-sodara.

Sebuah kunjungan yang sakses dan ga ada salahnya untuk datang lagi dengan menu yang berbeda. Tersedia Beef Stew, Jelouf Rice, Nasi ikan asap, dll. Sounds good to me...wakka wakka nyam nyam....


Note: restoran ini udah almarhum :P

Tidak ada komentar: