Minggu, Agustus 23, 2009

Java Rocking Land: Teror Rock yang Cadas

Selamat datang kembali di review yang super telat…ha…ha…ha! Maaf pembaca yang budiman, gue baru sempet nulis lagi setelah minggu2 kemaren ga punya energi karena atit. Ya, aku atit ladang tenggolokan…uhuk…uhuk...

Bicara soal Java Rocking Land yang berlangsung pada 8, 9, 10 Agustus di Pantai Carnaval, Ancol, mau ga mau kita akan membandingkan dengan pergelaran Jakarta Rock Parade, tanggal 11-13 Juli 2008. Dua event ini kurang lebih berkonsep sama: menampilkan band2 rock lokal dan mancanegara dalam 3 hari. Bedanya apa? Penyelenggara dan sponsor. Ternyata 2 hal itu mampu membuat ketimpangan yang cukup jauh. Java Rocking Land yang digawangi Java Musikindo-yang khatam dengan Java Jazz dan ribuan konser lainnya- emang terlihat lebih matang dibandingkan penyelenggara Jakarta Rock Parade. Ditambah lagi, Gudang Garam sebagai sponsor utama Java Rocking Land cukup jor-joran dalam mendukung acara ini. Bayangkan, panggungnya aja a
da 8, gimana ga puyeng? Blom lagi stand2 makanan, merchandise, lomba2, tempat foto, dll. Pokoknya Pantai Carnaval diset kayak Dufan versi Rock N Roll!

Jakarta Rock Parade sendiri tanpa sponsor besar (baca: rokok) dan hanya mengandalkan kemitraan antar media massa. Senang juga melihat panggung yang bebas dari spanduk rokok, tapi itu harus dibayar dengan jumlah pengunjung yang sedikit. Sementara dengan promosi yang besar, Java Rocking Land bukan cuma berhasil menarik para rockers, tapi cukup banyak ABG2 mall yang dateng (mungkin) bukan karena musiknya tapi sekedar mencari keramaian. Kalo udah begini, wajar kalo Ancol jadi penuh sesak. Markir mobil jadi pekerjaan yang melelahkan, blom lagi antrian waktu bubaran. Semuanya tumpah ruah…

Sebenernya ingin sekali mengeksplor seluruh isi Java Rocking Land, tapi berhubung gue lagi ga fit jadinya lebih banyak nongkrong di panggung GG Dome yang adem. Di sana gue menyaksikan untuk pertama kali Bite live! Gaya Rebecca atraktif sekali di atas panggung. Sayang, lagu favorit gue, "Semua Suka Wanita cantik" nggak dibawain. Di bawah ini adalah video "Drama Komedi" yang gue shoot.




Di panggung yang disponsori oleh MRA g
roup ini, konsepnya emang Old & New. Bite mewakili band yang "new", dan yang jadi band "a blast from the past" adalah…ROXX! Hell yeagh….band cadas yang dimotori oleh Trison ini emang luar biasa melegenda di kalangan headbangers.

Roxx memuaskan kerinduan fansnya dengan membawakan nomor2 lawas, seperti “Penguasa” dan “5cm”. Publik yang terkena euforia ini menggila sehingga di tengah2 lagu “Rock Bergema” gue sempat terjatuh kedorong orang2 yang lagi moshing. Padahal waktu itu gue lagi asik nyuting. Lihat buktinya di bawah ini.





Setelah jeda beberapa menit, GG Dome kembali disesaki oleh pengunjung yang ingin menyaksikan Pure Saturday, band indie legendaris asal Bandung. Gue cuma nonton bentaran karena ga lama lagi Mr.Big bakal main di panggung utama.


Mr.Big yang tampil dengan personil asli ini (Paul Gilbert balik lagi) tampil sangat memuaskan. Walaupun udah pada opa2, tapi staminanya masih hebat dan skillnya sama sakali ga kendor. Billy Sheehan dan Paul Gilbert berkali2 melakukan solo bass dan gitar. Sayang, Pat Torpey nggak ikutan solo. Mungkin ia perlu stamina yang ekstra banget bwat solo drum. Walaupun begitu, gebukannya di setiap lagu masih fasih dan bertenaga. Mr. Big manggung selama 1,5 jam dengan kombinasi musik cadas dan pop. Tentu publik Indonesia menyambut antusias nomor2 balada, seperti "Just Take My Heart", "Wild World", dan "To Be With You". Dukungan sound system yang prima membuat konser ini ekstra memuaskan.

Java Rocking Land adalah sebuah event rock yang sukses. Sekaligus membuktikan pada dunia bahwa Indonesia (Jakarta, terutama) masih aman dari ancaman teror. Sebuah pelajaran pula bahwa untuk membuat event rock yang besar memerlukan sponsor yang besar pula. “Jor-joran” is the key

Tidak ada komentar: