"Energy", inilah album yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2006. Merupakan album kedua The Upstairs setelah 'Matraman' (2004), mereka mencoba memperluas 'daerah jajahan' dengan menjalin kerjasama dengan label Warner Music Indonesia. Nggak tanggung2, Andy Ayunir, tokoh musik elektronik Indonesia, turut membantu proses rekording album ini. Maka gak heran kalo fans berat The Upstairs, para Modern Darlings yg kebanyakan tersebar di SMA-SMA (karena terlalu sering main di Pensi) sangat menantikan album ini.
Album Energy dengan segala 'hype'-nya akhirnya dirilis pada akhir Maret 2006. Kover album ini sungguh menarik, yaitu ilustrasi seorang cowo yang sedang membuka botol dengan giginya. Ini melambangkan Energy, kata Jimi Multazham, sang ilustrator sekaligus vokalis the Upstairs. Dibuat dengan gaya2 ngejreng ala komik2 jaman dulu, sangat menangkap mata (eyecatching :P).
Perbedaan kualitas suara antara album Matraman dan Energy ini sangat kentara. Kali ini semua terekam dengan jernih dan tidak tumpang tindih seperti album pertama. But...is that a good or a bad thing? Di satu sisi kuping pendengar akan merasa lebih nyaman, tapi disisi lain kok malah jadi terlalu rapih, kurang enerjik dan liar dibanding album pertama mereka?
Di album ini, porsi gitar (yang terdistorsi,terutama) jauh berkurang dibanding album Matraman. Kali ini suara keyboard dan synhthesizer lebih merajalela. Apakah ini suatu pernyataan dari The Upstairs kalo mereka ingin mengukuhkan dirinya sebagai band New Wave murni dengan meminimalisasi unsur Rock?
Walaupun kurang nge-Rock, bukan berarti album ini layak dibuang ke tempat sampah. Beberapa komposisi diracik dengan formula ala single 'Matraman' yang melodius. Seperti 'Terekam Tak Pernah Mati', 'Satelit', 'Energy', dan 'Dansa Akhir Pekan'. Khusus 'Satelit' (terinspirasi Satellite of Love?) adalah lagu yang sangat FUCKING AWESOME. Disini dapat dinikmati kombinasi vokal Jimi dan Dian yang sangat harmonis. Terutama vokalnya Dian, di lagu ini bisa bikin bulu kuduk gw merinding! Sumpeh...
Overrall...Terus terang gw agak kecewa dengan berkurangnya unsur rock dari The Upstairs yang membuat mereka seperti Goodnight Electric dengan formasi full band. Walaupun, gw jg cukup menikmati lagu2 yg ngepop seperti Satellite dsb. Cukup menyegarkan...tapi mbok ya di album berikutnya bikin lagu2 yg agak nge-Punk ngapah? Kayak 'Lompat' atau 'Amatir'? Dan gitar Kubil jangan dibuat clean begitu terus? Hasilnya oke di beberapa track, tp sangat gak cocok pas di lagu "Apakah aku Berada di Mars..." Soul-nya ga dapet...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar