Dalam mencari tema bahasan, kondisi sosial politik Indonesia yang
carut-marut adalah surga bagi para pembuat film dokumenter. Tapi sayang,
seperti halnya orang-orang yang bungkam kalo melihat atau mengalami kejahatan
yang dilakukan para mafia, berbagai persoalan sosial politik tersebut jarang
yang terangkat ke permukaan. Semuanya terkubur, cuma jadi “rahasia umum”.
Risiko keselamatan jiwa menjadi tantangan
terbesar filmmaker Indonesia karena premanisme/praktek-praktek
mafia masih bercokol di kekuasaan. Yang menjadi harapan pun tinggal para filmmaker Indonesia
yang berani mati atau — yang lebih masuk akal — para filmmaker dari
luar Indonesia.
Joshua Oppenheimer asal Amerika Serikat
adalah salah seorang filmmaker yang berani menjawab tantangan
itu. Karyanya yang berjudul The Act of Killing atau Jagal ini menyoroti
peristiwa pembantaian anggota PKI di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1965-1966
selepas G30S/PKI. Fokus film lebih banyak pada pribadi Anwar Congo, seorang
preman bioskop yang direkrut penguasa kala itu untuk turut membantai PKI. Anwar
dan rekan-rekannya sampai sekarang dihormati sebagai sesepuh organisasi Pemuda Pancasila.
Bukan sekedar bernyali, Joshua juga cerdas
dalam mengemas The Act of Killing. Kalo lazimnya film dokumenter genosida lebih
banyak memuat testimoni dari para korban atau keluarganya, Joshua berhasil
membuat para pelaku genosida tersebut membangga-banggakan, bahkan memeragakan
secara detail kekejaman yang mereka lakukan. Selain berangkat dari aspek
psikologi bahwa pembunuh hebat cenderung ingin pamer, hal ini juga dimungkinkan
karena pendapat umum di Indonesia yang masih terbelah. Beberapa masyarakat
masih menganggap pelaku pembantaian sebagai pahlawan negara dari serangan Komunisme.
Anwar Congo melihat dirinya sebagai orang
seni. Ia yang konon katanya punya tampang mirip Sidney Poitier ini selalu tampil perlente dan mahir
berdansa cha-cha. Anwar juga gemar nonton film-film koboi yang dibintangi
John Wayne dan film-film gangster seperti The Godfather. Maka Joshua menantang
Anwar dan teman-temannya untuk mengisahkan pengalaman mereka dalam sebuah film
yang ditulis, disutradarai, dan diperankan oleh mereka sendiri. Jadi selain menampilkan
wawancara langsung dengan Anwar Congo dan rekan, The Act of Killing juga
memperlihatkan potongan-potongan dan behind the scene dari film
berjudul Arsan dan Aminah yang sedang mereka kerjakan.
Anwar cs membuat film itu dengan sepenuh
hati, memasukkan segala elemen-elemen film yang mereka sukai. Bisa kita lihat
Anwar Congo berbaju koboi, menggunakan kawat ala mafia untuk membunuh, dan di
bagian akhir film kita disuguhkan adegan surga lengkap dengan
bidadar-bidadarinya dimana Anwar diberikan medali oleh
seorang anggota PKI yang dibunuhnya. Medali tersebut diberikan kepada Anwar sebagai
lambang terima kasih karena telah membebaskan jiwanya (!).
Yang cukup mengganggu dari The Act
of Killing — selain pengakuan dan
kelakuan para jagal, tentunya — adalah
kemunculan tokoh-tokoh masyarakat atau pejabat pemerintah yang ternyata adalah
simpatisan Pemuda Pancasila. Ada seorang staf kementerian olahraga yang ikut berperan
dalam film Arsan dan Aminah, kemudian ada Jusuf Kalla memberikan kata sambutan
di sebuah kongres Pemuda Pancasila yang isinya memberi pembenaran kepada Pemuda
Pancasila sebagai organisasi para "free men", alias
orang-orang bebas yang dipercayakan pemerintah menjaga Pancasila.
Agaknya memang cuma orang bule seperti Joshua
yang mampu membuat film segamblang ini (walaupun dibantu seorang co-director Indonesia
dan banyak crew-nya adalah orang Indonesia yang demi keselamatan
mereka ditulis sebagai anonim). Dengan cerdik ia berhasil menelanjangi keganasan (atau kenaifan?) para jagal
PKI. Mungkin akan berbeda kalo film ini dibuat sepenuhnya oleh orang Indonesia, bisa jadi isinya akan "lebih
santun".
Kita harus berterimakasih kepada Joshua yang telah memberikan
cermin besar ke arah kita semua, memperlihatkan wajah Indonesia dengan
masa lalunya yang coba kita kubur dalam-dalam. Masa lalu yang busuk, yang
baunya menyengat kemana-mana.
1 komentar:
Sila download The Act of Killing/Jagal di http://thepiratebay.sx/torrent/8518979 (1.5 GB) dan yang kecilan, tapi kualitas gambar tak sebagus yang satunya http://thepiratebay.sx/torrent/8519042 (700 MB).
Bagi mereka yang kesulitan mengunduh film ini dipersilakan menghubungi publisis film di email anonymous@final-cut.dk untuk mengatur pemutaran di komunitasnya dan mendapatkan DVD-nya.
Posting Komentar